kaitan agribisnis dengan agropolitan

konsep agropolitan dikembangkan sebagai strategi baru pembangunan daerah karena konsep growth pole (pusat pertumbuhan) yang diaplikasikan mulai tahun 1970 an dinilai memperlebar ketimpangan antara kota dan desa, karena ternyata telah mengakibatkan aliran ke pusat jauh lebih besar daripada aliran ke desa.

akibatnya perbedaan kota dan desa, serta antara si kaya di kota dan si miskin di desa juga
semakin lebar. terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota-kota besar (urbanisasi). menyadari kegagalan ini friedmann & mike douglass mengembangkan pendekatan baru yang lebih berlandaskan basic needs dan focus pembangunan ada di perdesaan melalui pengembangan agropolitan, yaitu kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya.

sehingga kaitan antara agropolitan dan agribisnis, adalah bahwa agropolitan berkait dengan kawasan pertanian yang dikembangkan dengan berbagai kegiatan agribisnis. sedangkan agribisnis adalah berbagai kegiatan usaha yang menyangkut bidang pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk kegiatan penunjangnya. sejarah perkembangan kota-kota di indonesia sebagian besar karena berkembangnya kegiatan agribisnis dengan dukungan kegiatan pertanian di wilayah hinterlandnya.

kumpulan desa-desa berkembang membentuk pusat-pusat pertumbuhan biasanya berupa kota-kota kecamatan. perlu diupayakan agar industri yang berkembang di agropolitan ialah industri ya mempunyai kaitan kedepan (forward linkage) dan kaitan kebelakang (backward linkage) dengan kegiatan pertanian yang dikembangkan di hiterlandnya (depnakertrans, 2005 p 2).

sebagai contoh suatu kawasan yang lahannya sesuai untuk komoditas nanas, kemudian di agropolitan dikembangkan industry pengalengan nanas, industri pembuatan kaleng, pengangkutan dan lainlain, sementara pemerintah pusat/provinsi memberi dukungan melalui pelatihan bagi petani nanas, dukungan pemasaran dan informasi. setiap kawasan dikembangkan dengan spesifikasinya sendiri (1 kawasan dengan 1 komoditi unggulan). pembangunan suatu daerah jangan meniru (blue print) dari daerah lain yang sudah berhasil. tetapi setiap daerah harus mempunyai komoditi unggulan atau karakter tersendiri

postingan terkait :
konsep agribisnis
pengertian dan asal kata dari agropolitan