kerangka teori : produk domestik regional bruto (pdrb)

ada tiga macam pendekatan perhitungan pendapatan nasional, yaitu (a) pendekatan hasil produksi atau product approach; (b) pendekatan pendapatan atau income approach; dan (c) pendekatan pengeluaran atau expenditure approach. untuk menghitung produk domestik regional bruto (pdrb) dapat digunakan salah satu dari penghitungan pendapatan nasional yaitu dengan pendekatan pengeluaran. pendekatan pengeluaran digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang dikeluarkan oleh berbagai golongan dalam masyarakat, dengan persamaan sebagai berikut:

pdrb = c + i + g + (x - m)

dimana c adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga, i adalah pembentukan modal, g adalah pengeluaran pemerintah, dan (x - m) adalah selisih nilai ekspor dan impor. perlu disepakati bahwa i (investasi) dalam bidang produktif, sebenarnya terdiri dari investasi swasta (ip) dan investasi pemerintah (ig). g adalah pengeluaran pemerintah pada umumnya yaitu pengeluaran rutin pemerintah dan pengeluaran pembangunan di luar bidang produktif.

untuk mengukur pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah dapat diketahui melalui pendekatan model pertumbuhan neo klasik dengan memusatkan perhatian pada fungsi produksi cobb-douglas. menurut arsyad (1999:63) fungsi produksi cobb-douglas tersebut dapat dituliskan dengan cara berikut:

qt = tta kt ltb

dimana q = tingkat produksi, t = tingkat teknologi, k = jumlah modal, l = jumlah tenaga kerja, dan t = tahun tertentu.

menurut todaro (2000:115) ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap negara, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. akumulasi modal (capital acccumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar ouput dan pendapatan di kemudian hari. akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, modal atau sumber daya manusia. investasi produktif bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang ekonomi dan sosial berupa pembangunan infrastruktur. pembangunan infrastruktur tersebut meliputi jalan, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi serta pembangunan fasilitas komunikasi.

ekonomi nasional dan ekonomi daerah berhubungan secara timbal balik, ekonomi nasional merupakan penjumlahan dari ekonomi daerah sedangkan ekonomi daerah adalah pemecahan ekonomi nasional menjadi ekonomi-ekonomi daerah. pemerintah daerah tidak akan membiarkan dinamika pertumbuhan ekonomi pasar terlalu bebas bekerja diwilayahnya. pemerintah daerah akan terus bertindak secara aktif untuk meraih dan menarik dinamika pertumbuhan ekonomi dan modal ke wilayahnya dengan menyediakan infrastruktur yang lengkap.