Landasan Teori : Sektor Pemimpin (Leading Sector) Pembangunan


Cepat Mendatangkan Duit Berlimpah
Dapatkan Info Lengkapnya dBC Network.

Sangat cocok utk Semua Kalangan

-------------------------------------------------------------

Dalam pelaksanaan pembangunan sebaiknya diketahui sektor-sektor yang merupakan leading sector (sektor pemimpin) yaitu sektor potensial yang dapat berperan sebagai penggerak bagi sektor-sektor lainnya. Ada beberapa pandangan yang mendasari adanya leading sector dalam pembangunan suatu wilayah (daerah). Seperti yang dikemukakan oleh Francois Perroux (1970), dengan teorinya yang dikenal dengan Growth Pole Theory (Teori Pusat Pertumbuhan), menyatakan bahwa pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama (lihat Arsyad, 1999a:355). Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda-beda.

Dalam proses pembangunan akan timbul industri (sektor) pemimpin (leading sector) yang merupakan sektor penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan antarsektor sangat erat, maka perkembangan sektor pemimpin akan mempengaruhi perkembangan sektor lain yang berhubungan erat dengan sektor pemimpin tersebut.

Hirschman (1958) mengungkapkan mengenai konsep keterkaitan (linkages) di antara berbagai ragam kegiatan ekonomi (lihat Djojohadikusumo, 1994:103). Setiap proyek investasi di suatu industri tertentu selalu terkait dengan kegiatan di tahap yang menyusul dan atau di tahap yang mendahuluinya. Dalam hal keterkaitan itu dengan kegiatan industri di tahap menyusul (industri hilir), maka keterkaitan tersebut bersifat forward linkage. Sebaliknya di kala keterkaitan menyangkut kegiatan industri di tahap yang mendahuluinya (indusri hulu), maka hal itu disebut sebagai backward linkage.

Perkembangan sektor pemimpin (leading sector) akan merangsang perkembangan sektor lainnya. Hal penting yang harus diperhatikan sebagai kriteria dalam penentuan sektor potensial dalam pembangunan (leading sector) sebagai penggerak perekonomian adalah (Adji, 2001:17):
  1. jumlah tenaga kerja dan sumber-sumber alam lainnya yang dipergunakan (aktual) atau yang akan (bisa) dipergunakan (potensial) secara langsung maupun tidak langsung;
  2. kontribusi (aktual maupun potensial) secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembentukan total output atau pendapatan di daerah tersebut.
Penentuan suatu sektor sebagai sektor potensial didasarkan pada kombinasi kedua kriteria tersebut, yaitu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, memiliki pangsa output paling besar, serta memiliki keterkaitan yang erat terhadap sektor lainnya. Dalam model Input Output, proses identifikasi sektor potensial sebagai sektor yang diunggulkan dapat menggunakan analisis keterkaitan antarsektor.

Dalam hal ini, sektor unggulan diartikan sebagai sektor yang memiliki keterkaitan ke depan (forward linkages) maupun keterkaitan ke belakang (backward linkages) yang tinggi (Tim PAU SE UGM, 2000:1). Sektor unggulan tersebut mampu mendorong perkembangan sektor-sektor lainnya, baik sektor yang menyuplai input-nya maupun sektor yang memanfaatkan output sektor unggulan tersebut sebagai input dalam proses produksinya.