Cepat Mendatangkan Duit Berlimpah
Dapatkan Info Lengkapnya dBC Network.
Sangat cocok utk Semua Kalangan
---------------------------------------------------------Kebijakan pembangunan ekonomi diarahkan untuk menunjang terwujutnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Pembangunan ekonomi dapat berjalan ditandai dengan adanya perkembangan atau pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus di mana pemerintah daerah bersama–sama dengan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Teori pembangunan daerah mambahas penggunaan alat analisis dan metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah. Berikuti ini diuraikan teori-teori yang mendasari metode dan alat analisis yang digunakan.
Teori Perubahan Struktural
Teori perubahan struktural memusatkan perhatiannya pada mekanisme yang memungkinkan perekonomian negara berkembang mentransformasikan struktur perekonomiannya dari pertanian tradisional ke perekonomian yang lebih moderen, lebih mengarah ke kota, dan lebih beraneka ragam di bidang manufaktur dan jasa. Sektor tradisional (pertanian) memiliki produktivitas rendah dan surplus tenaga kerja. Tenaga kerja yang berlebih pada sektor ini kemudian berpindah ke sektor moderen (industri).
Djojohadikusumo (1994:91), mengemukakan bahwa transformasi struktural biasanya ditandai dengan adanya peralihan atau pergeseran kegiatan perekonomian dari sektor produksi primer (pertanian) menuju sektor produksi sekunder (industri manufaktur kontruksi) dan sektor tersier (jasa – jasa). Kuznets (1966) mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi yang disebabkan adanya intensitas kegiatan manusia dan perubahan teknologi (lihat Sukirno, 1985:77).
Menurut Sjahrir (1995), bahwa perubahan struktur ekonomi mengandung beberapa ciri yaitu:
- pertumbuhan ekonomi meningkat melebihi pertumbuhan penduduk;
- share sektor primer menurun;
- share sektor sekunder meningkat;
- share sektor jasa–jasa lebih kurang kostan sehingga sebuah negara menjadi negara industri maju;
- konsumsi pangan menurun
Teori Basis Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertubuhan ekonomi suatu daerah adalah hubungan langsung permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang menggunakan sumber daya lokal, tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan menciptakan peluang kerja.
Struktur perekonomian suatu daerah dapat dibedakan atas dua sektor yaitu sektor basis dan non basis. Kegiatan sektor basis adalah kegiatan sektor ekonomi yang mengekspor barang–barang dan jasa–jasa ke tempat lain di luar batas–batas perekonomian masyarakat. Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri maupun daerah lain.
Teori Pembangunan Tidak Seimbang
Teori ini dikembangkan oleh Hirschman dan Streeten, berpendapat bahwa pola pembangunan tak seimbang adalah lebih cocok untuk mempercepat pembangunan. Pembangunan dilakukan pada sektor–sektor tertentu yang dapat memberikan konstribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi (lihat Arsyad,1999:97).
Pada masyarakat yang masih rendah pendapatan dan ketersediaan kapitalnya, teori ini cocok untuk negara atau daerah yang sedang berkembang karena ketidakseimbangan tersebut akan mendorong kemajuan ekonomi lebih cepat dan biaya ekspansi dapat diminimumkan. Dengan adanya kesulitan dan kelangkaan, bersama–sama dengan perkembangan yang tidak seimbang, justru akan ada dorongan yang kuat untuk kemajuan teknologi dan dapat menarik investor baru (Irawan dan Suparmoko, 1992:96).
Hirschman (1958) juga berpendapat bahwa mekanisme pendorong pembangunan (inducement mechanism) yang tercipta sebagai akibat dari adanya hubungan antar berbagai industri dalam penyediaan input yang digunakan sebagai bahan mentah dalam industri lainnya menjadi dua macam, yaitu:
- pengaruh keterkaitan ke belakang (backward linkage effects), yaitu tingkat rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap perkembangan industri baru yang menyediakan input bagi industri tersebut;
- pengaruh keterkaitan ke depan (forward linkage effects), yaitu tingkat rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap perkembangan industri yang menggunakan produk industri yang pertama sebagai input, (lihat Hastuti, 1999:18).