Konsep strategi merupakan sebuah konsep yang perlu dipahami dan diterapkan oleh setiap manajer. Sejak beberapa tahun yang lampau, pengertian strategi makin banyak mendapatkan perhatian dan dibahas dalam literature. Adapun perhatian terhadap istilah strategi muncul, oleh karena orang menyadari bahwa setiap organisasi memerlukan sebuah skope yang terumuskan dengan baik, dan arah pertumbuhan dan bahwa sasaran-sasaran saja tidak dapat memenuhi kebutuhan , sehingga dengan demikian diperlukan peraturan-peraturan keputusan adisional, agar organisasi yang bersangkutan dapat mencapai pertumbuhan teratur.
Strickland (1996 : 6 ) dalam Winardi (2003 : 106), strategi adalah tindakan-tindakan yang diterapkan oleh pihak manajemen guna mencapai kinerja organisasi yang ditetapkan sebelumnya. Jones et al, (2000 : 231) dalam Winardi (2003 : 108) , strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan-tujuan apa yang akan diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan, dan bagaimana cara memanfaatkan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Strategi bersifat dinamik, dan ia muncul sedikit demi sedikit, sewaktu organisasi yang bersangkutan berkembang, dan senantiasa perlu direvisi terhadap kondisi-kondisi yang berubah. Strategi memiliki sifat proaktif (diintensi) dan reaktif (adaptif).
Menurut Peter Wright, Charles D Pringle, dan Mark J. Kroll (1992), dalam Mulyadi dan Jhoni Setyawan (2001 : 398) , strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Lebih jauh dijelaskan , bahwa ada berbagai tipe strategi yang dapat dirumuskan : (1). Grand strategy yaitu usaha secara terus menerus dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi, (2). Generic strategy yaitu usaha untuk mewujudkan biaya total terendah (low cost) atau diferensiasi luas (broad differentiation) dengan fokus pasar luas atau sempit, dan (3). Value based strategy yaitu usaha untuk mengarahkan manajer agar bertanggung jawab atas : (1). Memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan customer, dan (2). Penciptaan sistem strategic untuk secara berkelanjutan melakukan improvement terhadap value tersebut dan untuk menunaikan kewajiban organisasi.
Strategi digunakan untuk menyediakan customer value terbaik guna mewujudkan visi organisasi. Di masa lalu, stretegi lebih dipacu untuk mengadapi pesaing, sehingga perhatian manajemen tidak difokuskan untuk menghasilkan value terbaik bagi customers. Di masa sekarang Manejemen organisasi perlu memfokuskan strateginya ke penyediaan value terbaik bagi pemuasan kebutuhan customers. Karena customers akan memilih mana yang memiliki pelayanan (value) yang lebih baik.
Siapa yang terlibat dalam dalam penentuan strategik ?. Di dalam manajemen tradisional, manajemen strategik merupakan tanggung jawab manajemen puncak. Dengan semakin ekstensifnya pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi, bergeser dari leadership from the top ke responsibility based organization – organisasi yang seluruh pegawainya bertanggung jawab atas jalannya organisasi. Information sharing memungkinkan pegawai melakukan akses ke pusat informasi dan pemberdayaan pegawai memungkinkan pegawai melakukan pengambilan keputusan yang bersifat strategik.
Mengapa strategik perlu bersistem ? Ketika tanggung jawab untuk menjalankan organisasi berada ditangan manajemen pincak, strategi dapat dilaksanakan secara informal dan tidak terstruktur. Visi ditetapkan oleh manajemen puncak dan dikomunikasikan secara terbatas kepada manajer kalangan dekat dengan menejemen puncak. Strategi juga dirumuskan secara tidak terpola oleh manajemen puncak dan dilaksanakan sendiri dengan bantuan manajemen menengah dan bawah serta pegawai.
Dengan semakin kompleksnya operasi organisasi dan semakin kompleksnya serta turbulen (bergejolaknya) lingkungan yang dihadapi oleh organisasi, manajamen puncak tidak lagi mampu memikul sendiri tanggung jawab atas jalannya organisasi. Diperlukan suatu sistem yang terstruktur untuk melaksanakan manajemen strategik dengan alasan menjadi dasar mengapa organisasi sekarang memerlukan sistem untuk melaksanakan suatu strategi : (1). Untuk menghadapi lingkungan yang kompleks, dinamis dan turbulen (2). Perencanaan dan implementasi rencana memerlukan konsensus (3). Keluaran suatu organisasi bersifat maya (tidak kentara) dan tidak terstruktur.
Sistem merupakan “ways of structuring future realities”. Organisasi memerlukan cara untuk mestrukturisasi kenyataan masa depan, sehingga dapat direncanakan langkah-langkah strategik untuk mewujudkannya. Sistem menyediakan sarana pengambilan keputusan sistematik untuk membangun masa depan organisasi.
Dalam menghadapi lingkungan organisasi yang turbulen, manajemen organisasi memerlukan peta perjalanan yang baik untuk menjadikan pengelolaan atas organisasi efektif. Untuk membuat peta perjalanan organisasi yang akurat, yang mencerminkan lingkungan yang dimasukinya, manajemen organisasi memerlukan manajemen strategik yang bersistem. Dengan sistem ini , manajemen memiliki working model untuk mengarahkan semua pemikiran dari manajemen dan pegawai untuk membangun peta perjalanan, memodifikasinya sesuai dengan informasi terbaru tentang lingkungan yang akan dimasukinya, dan bahkan mengubahnya , jika kondisi lingkungan sama sekali sebagaimana yang digambarkan sebelumnya. Sistem menjadikan eksplisit pemilihan dan pengimplementasian strategi, sehingga mampu “provoking thought” berbagai personil organisasi.