Dari waktu ke waktu konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Untuk jelasnya, dapat dilihat perkembangan tersebut sebagai berikut. Chandler, (1962) dalam Rangkuti ( 2000 : 3 - 4 ) menjelaskan bahwa “strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) dalam Rangkuti (2000 : 3-4) mengemukakan bahwa “strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing”. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah usaha tersebut harus ada atau tidak ada. Selanjutnya Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) dalam Rangkuti (2000 : 3-4) menjelaskan pandangan bahwa “strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi”.
Pada sisi lain Hamel dan Prahalad (1995) menjelaskan bahwa : strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “ apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “ apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competence). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam usaha yang dilakukan.
Menurut B.N. Marbun , ( 2003 : 341 ) bahwa “strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam hal waktu dan ukuran”. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut ini.
a. Distinctive competence yaitu tindakan yang dilakukan oleh organsisasi agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competence advantage yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh organisasi agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Distinctive competence menjelaskan kemampuan spesifik suatu organisasi. Menurut Day dan Wensley (1988) dalam Rangkuti (2000 : 5) bahwa identifikasi distinctive competence dalam suatu organisasi meliputi : (a) keahlian tenaga kerja ; dan (b) kemampuan sumber daya.