Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)


Cepat Mendatangkan Duit Berlimpah
Dapatkan Info Lengkapnya dBC Network.

Sangat cocok utk Semua Kalangan

---------------------------------------------------------------

Lingkungan strategis dunia yang berkembang dengan sangat pesat sejak berakhirnya Perang Dunia II telah mendorong bangsa-bangsa di dunia bersaing dengan ketat dalam mengejar dan mempertahankan kemakmurannya. Berbagai strategi pembangunan diterapkan untuk dapat meningkatkan dan  mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Bersamaan dengan itu tidak dapat dipungkiri bahwa sumberdaya alam baik di laut maupun di darat akan mengalami tekanan pemanfaatan yang berlebihan. Apabila pemanfaatan ini melampauai daya dukungnya, tentu akan menimbulkan masalah lingkungan baik ditingkat lokal, regional, nasional maupun global.

Keadaan ini telah menimbulkan kesadaran pada umat manusia tentang pentingnya kelestarian lingkungan bagi keberlanjutan kehidupan manusia. Semenjak dicanangkannya pernyataan tentang pentingnya kesadaran segenap pihak tentang berbagai isu lingkungan global, disusul terbitnyan buku “Our Common Future oleh World Commission On Environment  And Development (Oxford University Press, 1987), istilah sustainable development (pembangunan berkelanjutan) menjadi sangat populer.

Hakekat pengertian tentang pembangunan berkelanjutan (ada pula yang menyebutnya dengan istilah bertahankelanjutan) sebagaimana dikatakan Brundtland (1987) dalam dalam Budihadjo (1999; 2) pada dasarnya adalah  : pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka, sebagai suatu proses perubahan dimana pemanfaatan sumberdaya, arah investasi, orientasi pembangunan, dan perubahan kelembagaan selalu dalam keseimbangan dan secara sinergis saling memperkuat potensi masa kini maupun masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.  

Holden, Daily dan Ehrlich dalam tulisannya berjudul “The meaning of sustainable” (1992) menyebutkan tentang persyaratan minimum pembangunan berkelanjutan berupa terpeliharanya apa yang disebut dengan “total natural capital stoct” pada tngkat yang sama atau kalau bisa lebih tinggi dibanding dengan keadaan sekarang. (Budihadjo; 1999; 17)

Oleh Satriaji (2004; 5) dikatakan rumusan konsep pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.    Adalah upaya sadar dan terencana menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan mutu lingkungan.
2. Pembangunan berkelanjutan  merupakan suatu proses pembangunan secara berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menyerasikan aktifitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam untuk menopangnya.
3.  Adalah/ sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang (WCED: World Commission on Environment and Development).

Lebih lanjut oleh Satriaji (2004;6) dikatakan dalam pengertian tersebut diatas tersirat beberapa hal yang menjadi karakteristik pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagai berikut :
1.  proses pembangunan berkelanjutan secara berlanjut dan didukung oleh sumber daya alam dengan kualitas lingkungan dan manusia yang makin berkembang;
2.  sumber alam terutama udara, air dan tanah memliki ambang batas diatas mana penggunaannya akan menciutkan kuantitas dan kualitas sumber daya alam sehingga mengurangi kemampuannya menopang pembangunan secara berlanjut dan menimbulkan gangguan pada keserasian hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya;
3.      kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup. Semakin baik mutu kualitas lingkungan, semakin positif pengaruhnya terhadap kualitas hidup, yang antara lain tercermin pada meningkatnya harapan usia hidup, turunnya tingkat kematian dan lain-lain;
4.      pola penggunaan sumberdaya alam tidak menutup kemungkinan memilih peluang lain pada masa depan;
5.  pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang meningkatkan kesejahteraan tanpa mengurangi  kemungkinan bagi generasi masa depan meningkatkan kesejahteraannya.

Dalam perkembangan konsep selanjutnya, pembangunan berkelanjutan dielaborasi oleh Stren, While dan Whitney (1992) sebagai suatu interaksi antara 3 sistem: sistem biologi dan sumberdaya, sistem ekonomi dan sistem sosial. Memang kelengkapan konsep berkelanjutan dalam trilogi; ekologi-ekonomi-sosial tersebut semakin menyulitkan pelaksanaannya, namun lebih bermakna dan gayut dengan masalah khususnya negara berkembang. Sebagai contoh, dengan masuknya tolok ukur sosial, sasaran berkelanjutan menjadi lebih jelas dan terarah, antara lain dikaitkan dengan upaya pemerataan sosial, penanggulangan dan penghapusan kemiskinan, keadilan spasial dan semacamnya (Budihadjo; 1999; 18)

Dengan demikian, maka konsep pembangunan berkelanjutan berkembang lebih jauh, tidak lagi terpancang pada konsep awal yang lebih terfokus pada pemikiran  kelestarian keseimbangan lingkungan semata-mata.  Konsep yang lebih holistik tersebut dijabarkan secara lebih rinci  oleh Serageldin dan Steer (1994) dalam Budihardjo (1999;19).  yang mengkategorikan adanya empat jenis capital stoct  yaitu :
a.       natural capital stoct  ; yakni berupa segala sesuatu yang disediakan oleh alam;
b.       human-made capital stoct; antara lain dalam wujud investasi dan teknologi;
c.    human capital stoct; berupa sumberdaya manusia dengan segenap kemampuan, keterampilan dan perilakunya;
d.      sosial capital stoct; berupa organisasi sosial, kelembagaan atau institusi.

Substitusi atau penggantian dari satu capital stoct ke capital stoct yang lain dimungkinkan, selama proses tersebut bermanfaat terhadap peningkatan kualitas kehidupan manusia.