motivasi kerja pegawai (3)

selain teori-teori yang telah dipaparkan dalam postingan sebelumnya : motivasi kerja (2), dalam postingan ini, akan diuraikan mengenai teori yang lain yang dikemukakan oleh mcclelland yang mengajukan teori motivasi dalam hubungannya dengan teori belajar. menurut mcclelland (dalam gibson et al., 1987 : 111) bahwa “banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan, yaitu: kebutuhan berprestasi (need for achievement), kebutuhan berafiliasi (need for affiliation) dan kebutuhan berkuasa (need for power)”. ketiga kebutuhan di atas didefinisikan oleh mcclelland sebagai berikut:

kebutuhan berprestasi (needs for achievement)
kebutuhan berprestasi adalah kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja dan mutu kerja serta selalu ingin menonjol di kalangan sesamanya. orang yang mempunyai prestasi yang tinggi tersebut menurut sastrodiningrat (1986 : 17) secara umum biasanya memiliki kriteria sebagai berikut:
pertama, mereka bersemangat sekali apabila unggul
kedua, menentukan tujuan secara realistis dalam mengambil resiko yang telah diperhitungkan dan mereka tidak percaya pada nasib baik
ketiga, mereka mau bertanggungjawab sendiri mengenai hasil kerjanya
keempat, bertindak sebagai wira usaha, memilih tugas yang menantang, dan menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyakan orang
kelima, mereka menghendaki umpan balik kongkret yang cepat terhadap prestasi
keenam, mereka bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau kekuasaan
ketujuh, motivasi yang perlu bagi mereka adalah: memberikan pekerjaan yang membuat mereka puas, memberikan mereka otonomi dan umpan balik terhadap sukses dan kegagalan, dan berikan mereka peluang untuk tumbuh
kedelapan, mereka dapat diandalkan sebagai tulang punggung organisasi dan diperlukan dalam organisasi. tetapi perlu diimbangi dengan motivasi afiliasi dan kekuasaan.

kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation)
kebutuhan untuk berafiliasi ini adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul dengan sesama dan bersifat penolong terhadap sesama yang mengalami kesusahan/kesukaran.

kebutuhan akan kekuasaan (needs for power)
kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk dapat mempengaruhi orang lain dan selalu ingin tampil di depan umum, keras kepala dan penuh tuntutan.

mcclelland juga percaya bahwa kebutuhan berprestasi itu dapat dipelajari oleh setiap orang melalui beberapa latihan. latihan berprestasi (achievement training) yang diperkenalkan oleh mcclelland, ternyata mempunyai dampak yang positif terhadap pengembangan organisasi. motivasi berprestasi ini menyebabkan orang bekerja lebih giat dan berusaha meningkatkan hasil kerjanya. semakin kuat dorongan berprestasi itu, semakin besarlah kemungkinan baginya untuk menuntut dirinya berusaha lebih keras lagi. dengan kata lain, pegawai mempunyai motivasi untuk berprestasi yang tinggi akan meningkatkan produktivitas yang tinggi pula.

hasil penelitian mcclelland dan burnham (dalam gibson, et al., 1987 : 113) memberikan gambaran deskriptif bahwa:
  1. orang yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi lebih suka menetapkan sendiri tujuan prestasinya.
  2. orang yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi lebih senang menghindari tujuan prestasi yang mudah dan sukar. mereka sebenarnya lebih menyenangi tujuan yang sebatas kemampuan yang dapat mereka capai.
  3. orang yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi lebih menyukai umpan balik (feedback) yang cepat, tampak dan efisien terhadap hasil kerja mereka.
  4. orang yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi senang bertanggungjawab untuk memecahkan persoalan.
kelemahan teori prestasi mcclelland menurut gibson, et al. (1987 : 114) terletak pada penegasannya mengenai kebutuhan berprestasi yang dapat dipelajari. hal ini bertentangan dengan literatur pada umumnya yang membuktikan bahwa motif seseorang diperoleh sejak kanak-kanak (kecil), sehingga biasanya sangat sukar diubah pada masa dewasa. selain itu gagasan mcclelland mengenai kebutuhan yang dipelajari (learned need) diragukan. atas dasar apakah kebutuhan itu ada? diperlukan riset yang lebih mendalam, dan ini terlupakan oleh mcclelland.