Apakah Teori Pilihan Publik adalah teori baru ? Bukan teori baru sih, yang pasti saya baru tahu dan baru mempelajari-nya, agak aneh tapi menarik juga untuk dipelajari lebih dalam... Teori pilihan publik sebenarnya sudah muncul pada tahun 50-an dan mendapat perhatian publik secara luas pada tahun 1986, ketika James Buchanan, salah seorang dari dua Pelopor utamanya (yang seorang lagi adalah Gordon Tullock), mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi.
Teori Pilihan Publik menggunakan prinsip yang sama seperti yang digunakan para ekonom untuk menganalisa kegiatan masyarakat di pasar dan menerapkannya pada kegiatan masyarakat dalam pembuatan keputusan publik Ekonom-ekonom yang mengkaji perilaku dalam pasar swasta mengasumsikan bahwa orang digerakkan terutama oleh kepentingan pribadi.
Walaupun banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan mereka karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motive dominan dalam tindakan orang dipasar –baik mereka merupakan, pengusaha, pekerja, maupun konsumen, adalah suatu kepedulian terhadap diri mereka sendiri. Ahli Ekonomi Pilihan Publik membuat asumsi yang sama – bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar politis memiliki sejumlah kepedulian terhadap orang lain, motif utama mereka adalah kepentingan pribadi.
Dimasa lalu banyak ahli ekonomi berpendapat bahwa cara untuk mencegah “kegagalan pasar” seperti monopoli adalah dengan memajukan tindakan pemerintah. Tetapi Ahli ekonomi pilihan publik menunjukkan bahwa ada juga suatu hal yang dinamakan “kegagalan pemerintah”. Yaitu, ada beberapa alasan mengapa intervensi pemerintah gagal mencapai hasil yang diinginkan. Sebagai contoh, Departemen Kehakiman memiliki tanggung jawab untuk mengurangi kekuatan monopoli di bidang industri yang tidak kompetitif.. Mirip dengan itu, Kongres sering meloloskan undang-undang yang seharusnya melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi.
Salah satu pendorong utama bagi teori keputusan publik adalah kurangnya insentif bagi para pemilih untuk memonitor pemerintah secara efektif. Anthony Downs, dalam salah satu buku tertua mengenai pilihan publik, Teori Ekonomi Mengenai Demokrasi, menunjukkan bahwa para pemilih sangat tidak peduli terhadap isu-isu politik dan bahwa ketidak pedulian ini merupakan hal yang rasional.
Walaupun hasil dari suatu pemilihan umum mungkin sangat penting, suara seorang pemilih jarang sekali menentukan dalam suatu pemilihan umum. Maka, dampak langsung dari pillihan hampir dikatakan tidak ada; para pemilih tidak memiliki kesempatan untuk menentukan hasil dari suatu pemilihan umum. Maka menghabiskan waktu mengikuti isu-isu tersebut secara pribadi tidaklah menguntungkan bagi seorang pemilih. Bukti dari klaim ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa polling pendapat publik secara konsisten membuktikan bahwa kurang dari setengah dari seluruh rakyat Amerika yang berhak memilih dapat menyebutkan wakil kongres mereka sendiri.
Ahli ekonomi pilihan publik menyebut bahwa dorongan untuk tidak peduli ini jarang terjadi dalam sektor swasta. Seseorang yang membeli mobil umumnya menginginkan untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai kendaraan yang ia pilih. Hal ini disebaban oleh pilihan dari pembeli mobil sangat menentukan – ia hanya membayar mobil yang ia pilih. Jika pilihannya bijak ia akan mendapatkan keuntungan, sebaliknya jika pilihannya buruk kerugian akan dideritanya secara langsung. Pemungutan suara tidak memiliki jenis hasil secara langsung seperti itu. Oleh karena itu, kebanyakan pemilih sangat tidak peduli mengenai posisi orang yang mereka pilih. Kecuali untuk sedikit isu yang dipublikasi secara luas, mereka tidak terlalu memperhatikan apa yang dilakukan lembaga legislatif, dan bahkan ketika mereka memberikan perhatian, mereka hanya memiliki sedikit motivasi untuk mendapatkan latar belakang pengetahuan dan kemampuan analisa yang dibutuhkan untuk memahami isu tersebut. (bersambung)