dalam bukunya, korten (2001) memaparkan tentang pengertian pembangunan sebagai : “proses dimana anggota-anggota suatu masyarakat meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri”.
bertolak dari definisi pembangunan diatas, terlihat bahwasanya pembangunan dianggap bukan hanya sekadar hasil ekonomi saja, akan tetapi juga menekankan pada aspek pembangunan sosial. pembangunan seperti ini juga menitikberatkan pada proses peningkatan dan pengembangan kapasitas perorangan serta institusional suatu masyarakat. dalam hal ini, keseimbangan pembangunan di bidang ekonomi dengan pembangunan di bidang sosial mutlak diperlukan dalam rangka perbaikan kualitas hidup masyarakat terutama bagi mereka yang hidup dikawasan atau wilayah perdesaan, ringkasnya diperlukan suatu paradigma baru.
munculnya perubahan terhadap paradigma pembangunan lebih disebabkan karena adanya kekecewaan atas hasil-hasil pembangunan selama ini, yang cenderung mengeksploitasi aspek-aspek ekonomi saja serta berorientasi pada pertumbuhan dan kurang menyentuh pada kualitas kehidupan manusia itu sendiri.
memang kita tidak bisa memungkiri bahwa faktor ekonomi adalah sesuatu yang penting. namun demikian indikator keberhasilan suatu pembangunan tidak hanya diukur dari faktor ekonomi saja atau dengan kata lain dari segi pertumbuhan ekonomi saja, akan tetapi juga harus memperhatikan berbagai keseimbangan dengan faktor lainnya seperti faktor sosial dan kapasitas serta kualitas masyarakatnya.
pendekatan pembangunan seperti ini mempunyai makna yang lebih luas dimana lebih memfokuskan kepada manusia sebagai subjek pembangunan itu sendiri, bukan hanya sekadar objek. ini artinya pembangunan tersebut menggunakan kualitas manusianya sebagai salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan suatu pembangunan. keberhasilan pembangunan yang dilakukan tersebut tidak hanya diukur secara kuantitatif (sudut ekonomi) saja, tapi juga memenuhi secara kualitatif (kualitas hidup dan kesejahteraan manusianya).