tentang analisis kebijakan

istilah analisis diambil dari bahasa yunani analeyin yang terdiri dari dua kata, ana dan leyin. ana dalam bahasa inggris dapat disamakan dengan up, sedangkan leyin adalah to lose. dengan demikian kata ana dan leyin diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi to lose up. dalam bahasa indonesia dapat diartikan melepaskan diri dari ikatannya atau menguraikan (ugandha dalam wiyoso (2003:18).

didalam kamus meriam webster arti kata analisis dapat juga ditemukan. kata analisis dalam ilmu kimia berarti “the determination of the properties and composition of sample of materials, qualitative analysis establishes what is there, and quantitative analysis measures how much.”

secara etimologis menurut william dunn, istilah kebijaksanaan datang dari bahasa yunani, sansekerta dan latin. akar kata dalam bahasa yunani dan sansekerta polis (negara-kota) dan pur (kota) masuk ke dalam bahasa latin menjadi polites (negara), dan akhirnya ke dalam bahasa inggris pertengahan policie, yang berkenaan dengan masalah-masalah publik atau administrasi pemerintahan. asal kata policy sama dengan poelicy dan politics. inilah sebabnya mengapa banyak bahasa modern, seperti bahasa jerman dan rusia, hanya memiliki satu kata (politic, politika) untuk maksud policy dan politics, yang sekarang menjadi salah satu penyebab timbulnya kekacauan di sekitar disiplin-disiplin seperti ini, seperti ilmu politik, administrasi negara, dan ilmu kebijaksanaan. masing-masing terikat pada studi politics dan policy.

beberapa ahli di indonesia menggunakan istilah kebijaksanaan, namun beberapa lainnya lebih senang menggunakan istilah kebijakan. peneliti tidak bermaksud untuk mempertentangkan perbedaan kedua istilah tersebut. sebab pada dasarnya baik kebijaksanaan maupun kebijakan sama-sama ditujukan untuk mengartikan istilah policy, walaupun dalam hal ini peneliti lebih cenderung menggunakan kata kebijakan. peneliti menggunakan kata kebijaksanaan hanya ketika mengutip atau pun merujuk pada pendapat pakar yang menggunakan kata kebijaksaaan.

ermaya suradinata mengatakan bahwa konsep kebijakan sering dimaknai sebagai policy dan wisdom. sebagai wisdom, kebijakan merupakan pandangan yang luas yang masih dalam pemikiran, bersifat universal, mondial dan efektif. sebagai policy atau kebijaksanaan adalah kebijakan yang diterapkan secara subyektif yang operatifnya merupakan :
  1. suatu penggarisan ketentuan;
  2. bersifat pedoman, pegangan, bimbingan yang mencapai kesepahamanan dalam maksud atau cara atau sarana;
  3. bagian setiap usaha dan kegiatan sekelompok manusia yang berorganisasi;
  4. sehingga terjadi dinamika gerakan tindakan yang terpadu, sehaluan dan seirama dalam mencapai tujuan tertentu.

menurut ermaya suradinata (2004) menyebutkan ada beberapa ciri policy, yaitu :
1. mengandung hubungan dengan tujuan organisasi atau tujuan lembaga yang bersangkutan;
2. dikomunikasikan dan dijelaskan kepada semua pihak yang bersangkutan;
3. dinyatakan dengan bahasa yang mudah dipahami, sebaiknya tertulis;
4. mengandung ketentuan tentang batas-batasnya dan ukuran bagi tindakan di kemudian hari;
5. memungkinkan diadakan perubahan di mana perlu meskipun secara relatif tetap dan stabil;
6. masuk akal dan dapat dilaksanakan, memberi peluang untuk bertindak dan penafsiran oleh mereka yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.