menurut maslow yang terkenal dengan sebutan teori maslow`s needs dijelaskan bahwa terdapat unsur-unsur tertentu yang membuat individu melakukan pekerjaan apa saja untuk pemenuhan kebutuhannya dan membuat dirinya menjadi dinamis dan berkembang yakni:
- kebutuhan fisiologis (the phsysiological-needs) seperti sandang, pangan, papan, dll.
- kebutuhan rasa aman (the savety-needs) seperti perlindungan diri, keluarga, pekerjaan tetap, jaminan hari tua, dll.
- kebutuhan sosial (the social-needs) seperti diterima dalam pergaulan masyarakat.
- kebutuhan harga diri (the esteem-needs) untuk pemenuhan egonya seperti memiliki mobil bagus, berpakaian bagus, rumah bagus, memiliki gelar, dll.
- kebutuhan aktualisasi diri (self-actualizing needs) kepuasan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri, berkreasi serta berinovasi, dll.
dalam pemberian kompensasi kepada karyawan dikenal teori-teori antara lain adalah; teori keadilan (equity theory) dimana individu-individu membuat perbandingan sosial dalam menilai imbalan dan status mereka sendiri, antra lain dengan memperbandingkan rasio input (input ratio) dalam dirinya seperti pendidikan, keahlian, pengalaman, tanggung jawab dan kondisi kerja dengan (outcomes) atau imbalan yang diterimanya. teori pengharapan (expectancy theory) dimana individu-individu membandingkan gaji yang diharapkan dengan gaji yang diterima. dalam teori ini tolak ukur untuk melihat pengharapan individu dilakukan dengan (1) persepsi individu bahwa kinerja dihargai, (2) imbalan yang diberikan berdasarkan produktifitas individu, (3) menghargai gaji yang akan memotivasi individu untuk bekerja (simamora (1995).
berdasarkan teori dan pendapat para pakar diatas maka dalam penulisan ini mengadopsi sebagian dari berbagai teori diatas, antara lain adalah; terdapatnya rasio gaji yang jelas antara bawahan dan atasan effendi (2000), terdapatnya rasio antara input individu dengan output yang diterima (teori keadilan), terdapatnya penghargaan tambahan bagi individu berdasarkan prestasi (teori pengharapan), (simamora,1995).
kebutuhan dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya telah memotivasi individu untuk berkompetisi meraih yang terbaik bagi dirinya dalam suatu lingkungan dimana individu tersebut bekerja. penghargaan sebagai manifestasi dan perwujudan usaha individu terbagi kedalam dua bentuk seperti yang dijelaskan oleh (barnes,1997;190) penghargaan yang diberikan kepada karyawan berbentuk; penghargaan keuangan, berupa insentif yang bersifat jangka pendek dan terdiri dari gaji ditambah bonus jangka panjang yang mencakup pembagian keuntungan organisasi, dan lainnya; tunjangan tambahan bagi pegawai, seperti adanya jaminan asuransi diri dan keluarga, biaya pengobatan yang dibantu, uang pensiun, mobil, cuti, dan lainnya; penghargaan non keuangan, yang bersifat intrinsik (intrinsic-rewards) itu melekat/inheren pada aktifitas itu sendiri, seperti penghargaan terhadap motivasi pegawai yang berasal dari dirinya untuk bekerja yang memuaskan baginya. imbalan yang diberikan berupa pemberian tanggung jawab lebih besar lagi, partisipasi dalam mengambil langkah organisasi, serta ruang dimana pegawai dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. sedangkan yang bersifat ektrinsik (extrinsic-rewards) seperti memberikan pujian oleh manajemen puncak secara langsung kepada pegawai, promosi jabatan, serta fasilitas kantor yang memuaskan.