Teori ketergantungan (dependencia) menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang. Asumsi dasar teori adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan yaitu perekonomian negara-negara maju dan sedang berkembang (Kuncoro, 2000: 61). Lebih lanjut dijelaskan bahwa interaksi terjadi antara negara maju dengan negara miskin lebih bersifat eksploitasi negara maju terhadap negara miskin.
Dominasi perekonomian dunia oleh negara-negara pusat (core) dan rekayasa eksploitasi yang dilakukan oleh mereka yang pada akhirnya justru menjadikan negara-negara pinggiran ini semakin tergantung kepada negara pusat. Teori memberikan peringatan bahwa interaksi antara negara maju dan miskin pada satu sisi menguntungkan tetapi disisi lain ternyata juga membawa efek ketergantungan yang pada masa-masa sebelumnya belum pernah terfikir.
Teori ini juga menjelaskan kemampuan suatu perekonomian yang terbelakang (underdeveloped) sangat susah untuk mencapai perekonomian yang modern. Menurut teori ini keadaan tersebut disebabkan karena adanya perangkap ketergantungan dan dominasi dari perekonomian yang telah maju. Masyarakat yang berdiam di wilayah perekonomian yang underdeveloped telah kehilangan kemandiriannya dan menjadi kawasan pinggiran dari wilayah-wilayah yang telah maju perekonomiannya. Contoh yang paling sering dikemukakan ialah hubungan negara-negara kawasan utara dunia (negara-negara maju) dengan kawasan selatan (negara-negara sedang berkembang).
Negara-negara sedang berkembang (NSB) seakan-akan hanya menjadi sumber bahan mentah untuk industri di negara-negara maju, serta NSB ini juga sebagai tempat pelemparan produksi dari negara maju, yang lebih mengkwatirkan lagi hubungan utara – selatan seolah-olah sebagai hubungan antara atasan-bawahan, bukan hubungan setara dan saling menguntungkan.