sebenarnya sudah ngantuk berat menggelayuti mata. tapi karena “jadwal” untuk hari ini harus menyelesaikan sepuluh pelajaran. dan sampai dengan malam ini baru sampai pada pelajaran yang keempat. ngantuk pun harus ditahan. pelajaran harus dilanjutkan lagi, sampai lengkap sepuluh pelajaran.
untuk pelajaran yang ke lima ini adalah tentang balanced scorecard. dan langsung kita paparkan saja ya uraiannya :
dari pendapat yang dikemukan oleh kaplan dan norton (1996) bahwa balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis (pasla, 2000). selain tetap memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan, balanced scorecard juga memuat faktor pendorong kinerja tercapainya tujuan keuangan tersebut. selanjutnya dikatakan bahwa, balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun ke dalam empat perspektif yang seimbang yaitu, keuangan, pelanggan, proses internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.
adapun rincian dari ke empat perspektif tersebut adalah sebagai berikut.
pertama, perspektif keuangan
perspektif keuangan digunakan untuk mengukur dan melihat kontribusi dan keputusan ekonomi yang dilakukan terhadap peningkatan laba perusahaan, tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif lainnya. setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. ukuran kinerja keuangan memberikan petunjuk apakah strategi organisasi implementasi dan pelaksanannya memberikan kontribusi atau tidak terhadap peningkatan laba organisasi. tujuan keuangan biasanya diukur dengan laba operasi, pengukuran ini merupakan hasil penjualan yang terus berkembang dibandingkan dengan pengeluaran operasional yang dikeluarkan.
kedua, perspektif pelanggan
dalam perspektif pelanggan, perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan keuangan perusahaan. perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan penting seperti kepuasan dan loyalitas pelanggan. tingkat penjualan yang terus berkembang dan berulang dari konsumen yang ada merupakan pencerminan loyalitas pelanggan atau kepuasan yang diperolehnya, dengan demikian loyalitas konsumen menjadi ukuran dalam perspektif ini.
ketiga, perspektif proses internal
dalam perspektif proses internal, perusahaan harus mengidentifikasi berbagai proses penting yang harus dikuasai perusahaan dengan baik, agar mampu memenuhi tujuan pelanggan sasaran. loyalitas konsumen akan diperoleh apabila pelayanan ditingkatkan, memperbaiki kualitas produk merupakan salah satu contoh untuk mempertinggi tingkat loyalitas konsumen, sedangkan untuk memperbaiki kualitas produk dilakukan perusahaan melalui proses internal. proses produksi tersebut merupakan ukuran dalam perspektif proses internal.
keempat, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
tujuan dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ketiga perspektif lainnya dapat dicapai. balanced scorecard menekankan pentingnya menanamkan investasi bagi masa datang yaitu investasi terhadap sumber daya manusia yang merupakan pendorong dihasilkannya kinerja yang baik dalam tiga perspektif lainnya. pelatihan dan perbaikan tingkat keahlian karyawan merupakan salah satu ukuran dalam perspektif ini.
kemudian kaplan dan norton (1996) mengemukakan bahwa, sebuah balanced scorecard dapat juga memberikan fokus, motivasi dan akuntabilitas yang berarti untuk organisasi pemerintah dan nirlaba (pasla, 2000:164). dalam organisasi seperti itu balanced scorecard lebih dititikberatkan pada peran pelanggan dan karyawan dalam penetapan tujuan dan faktor pendorong kinerja mereka, perspektif finansial berfungsi lebih sebagai pembatas daripada sebuah tujuan. ada beberapa kesamaan antara pemerintah dan sektor swasta, seperti halnya lembaga swasta yang memfokuskan hanya pada pendapatan finansial seperti laba operasi, lembaga pemerintah seringkali memfokuskan pada ukuran yang berkaitan dengan kinerja anggaran.
selain terdapat kesamaan, ada pula perbedaan yang signifikan yang harus dikemukakan. lembaga pemerintah tidak memiliki pendapatan bersih dan akibatnya tidak dapat secara langsung memprediksikan kinerja keuangan yang akan memberikan keuntungan di masa depan. perbedaan ini tidak berarti balanced scorecard tidak dapat digunakan dengan baik dalam lembaga pemerintah. ini hanya berarti bahwa kerangka kerja dan metodologi tersebut harus disesuaikan dengan bisnis.