Alat Analisis : Scalogram & Model Gravitasi


Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian adalah deskriptif yang menggambarkan mengenai situasi yang terjadi berdasarkan data-data yang ada dengan teori dan perhitungan kwantitatif. Adapun alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Analisis Scalogram
Alat analisis scalogram membahas mengenai fasilitas perkotaan yang dimiliki suatu daerah sebagai indikator difungsikannya daerah tersebut sebagai salah satu pusat pertumbuhan. Tujuan digunakannya analisis ini adalah untuk mengidentifikasi kota-kota yang dapat dikelompokkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan berdasarkan pada fasilitas kota yang tersedia (Blakely, 1994: 94-99).

Analisis scalogram mengelompokkan klasifikasi kota berdasarkan pada tiga komponen fasilitas dasar yang dimilikinya yaitu:
1.      differentiation  adalah  fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Fasilitas ini menunjukkan bahwa adanya struktur kegiatan ekonomi lingkungan yang kompleks, jumlah dan tipe fasilitas komersial akan menunjukkan derajat ekonomi kawasan/kota dan kemungkinan akan menarik sebagai tempat tinggal dan bekerja;
2.      solidarity adalah fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas sosial. Fasilitas ini menunjukkan tingkat kegiatan sosial dari kawasan/kota. Fasilitas tersebut dimungkinkan tidak seratus persen merupakan kegiatan sosial  namun pengelompokan tersebut masih dimungkinkan jika fungsi sosialnya relatif lebih besar dibandingkan sebagai kegiatan usaha yang berorientasi pada keuntungan (benefit oriented);
3.      centrality adalah fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi-politik/pemerintahan. Fasilitas ini menunjukkan bagaimana hubungan dari masyarakat  dalam sistem kota/komunitas. Sentralitas ini diukur melalui perkembangan hierarki dari institusi sipil, misalnya kantor pos, sekolahan, kantor pemerintahan dan sejenisnya.

Menurut Blakely (1994: 96-98) pemberian skor untuk setiap fasilitas dari masing-masing fasilitas perkotaan (fasilitas ekonomi, sosial, dan faslitas ekonomi-politik/pemerintahan) diberi nilai 1 (satu) tanpa ada pembagian,  perbedaanya dengan analisis ini adalah pada pemberian skor dan pembagian kelas yang disesuaikan dengan skala pelayanan, tingkat kepentingan, jumlah tenaga kerja, spesifikasi dan lain-lain dari fasilitas perkotaan yang dimiliki. Perubahan pemberian skor dan pembagian kelas merupakan modifikasi dari yang kemukakan oleh Blakely tersebut sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan di Kabupaten Soppeng (Haeruddin,  2001: 43-49)

Analisis Model Gravitasi
Konsep dasar dari analisis gravitasi adalah membahas mengenai ukuran dan jarak antara pusat pertumbuhan  dengan daerah sekitarnya. Menurut Blakely (1994: 105) bahwa penggunaan teknik ini akan dapat menghitung kekuatan relatif dari hubungan komersial antara pusat pertumbuhan yang satu dengan pusat pertumbuhan yang lainnya (Warpani, 1984: 111).

Analisis model gravitasi ini masih berkaitan dengan analisis scalogram, setelah diketahui kota kecamatan yang dapat dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan maka langkah selanjutnya adalah menghitung indeks gravitasi pada masing-masing hinterland.  Metode analisis model gravitasi ini digunakan untuk: (1) mengukur kekuatan keterkaitan antara sentra komoditi dengan pusat pengembangan wilayah; (2) menentukan kekuatan tempat kedudukan dari setiap pusat kegiatan ekonomi, produksi dan distribusi (sentra-sentra komoditi) dalam sistem jaringan jasa, distribusi dan transfortasi.

Indeks ini berlaku relatif artinya jika indeks gravitasi suatu daerah hinterland (daerah A) dengan pusat pertumbuhan X lebih besar dibandingkan dengan indeks gravitasi daerah A dengan pusat pertumbuhan Y, maka daerah A tersebut akan dikategorikan sebagai daerah hinterlandnya pusat pertumbuhan X. Posisi sebagai hinterland  dari suatu daerah akan ditentukan berdasarkan besarnya indeks yang dihitung.