teori persepsi

banyak pengertian persepsi yang diketengahkan oleh berbagai ahli, masing-masing ahli memaknai sesuai disiplin keilmuannya. konsepsi mengenai persepsi itu sendiri seyogianya telah lama dikembangkan dalam berbagai teori psikologi. dan suatu teori khusus mengenai persepsi yang cukup berpengaruh adalah teori atribusi. teori atribusi menurut saparinah (1976:52) adalah teori mengenai bagaimana orang membuat penjelasan kausal atau mengenai bagaimana mereka menjawab pertanyaaan yang dimulai dengan mengapa? teori tersebut menekankan pada informasi yang dipergunakan orang dalam menarik kesimpulan kausal, dan apa yang dilakukan dengan informasi tersebut untuk menjelaskan pertanyaan kausal.

menurut mulyana (2000:168) persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik(decoding) dalam proses komunikasi.selanjutnya mulyana mengemukakan persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan lian.

persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (robert a. baron dan paul b. paulus, understanding human relations; a practical guide to people at work, 1991:34).

persepsi timbul karena adanya dua faktor baik internal maupun eksternal. faktor internal tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. faktor eksternal berupa lingkungan. kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi.

persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penghlihatan, pendengaran, penghayatan, persaan, dan penciuman. kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang untik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. seperti dikatakan krech (dalam thoha, 2000:124) persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan mengahasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali berbeda dari kenyataannya.

dalam buku mulyana ( 2000:167) john r.wenburg dan william w.wilmot : persepsi dapat didefinisikan sebgai cara organisme memberi makna. rudolph. f.verderber mendefinisikan persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. sedangkan j. cohen mengemukakan persepsi adalah adalah sebgai interprestasi bermakna atas sensasi sebgai representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang diluar sana (mulyana:

rakhmat dalam psikologi komunikasi mengemukakan, persepsi merupakan bagian dari komunikasi intra personal. menurutnya pengolahan informasi komunikasi intra personal meliputi, sensasi, persepsim memori, dan berpikir. sensasi adalah proses menangkap stimuli. persepsi ialah proses memberi makna pada sensai sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru, dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.

memori adalah proses penyimpanan informasi dan memanggilnya kembali. desiderato (19769:129) dalam rakhmat (1996:51) mengemukakan bahwa persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. persepsi ialah memberi makna pada stimuli inderawi(sensory stimuli). hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. sensasi adalah bagian dari persepsi. walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderwai tidak hanya melibatkan sensasi, tapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.

atensi (perhatian) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (kenneth e. anderson, 1972:46) dalam rakhmat (1996:52). atensi sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal penarik perhatian. faktor eksternal penarik perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. sedangkan ataensi yang disebabkan faktor internal penaruh perhatian adalah faktor-faktor biologis dan faktor-faktor sosiopsikologis.

krech dan crutchfield dalam rakhamt mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menentukan persepsi adalah persepsi bersifat selektif secara fungsional. faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi adalah kerangka rujukan yang dimulai persepsi objek, kemudian persepsi sosial.

lebih lanjut gibson, ivancevich dan donelly (1996:134) mengemukakan bahwa persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur, menyimpan dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. oleh sebab itu, persepsi berperan dalam penerimaan rangasangan, mengaturnya, dan menterjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.

senada dengan itu, davidoff (1981:253) mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, nampak bahwa daya persepsi manusia mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya, sementara itu gito sudarmo dan sudita (2000:16) menyebutkan persepsi adalah suatu proses memperhatikan dan menyeleksai, mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan. proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap saat panca indera kita(indera pendengar, perasa, penghlihata, penciuman dan indera peraba) dihadapkan kepada begitu banyak stimulus lingkungan.

winardi(1992:42) mengemukakan bahwa konsp persepsi merupakan proses kognitif, di mana seseorang individu memebrikan arti pada lingkungan. mengingat bahwa masing-masing orang memberi artinya sendiri terhadap stimuli maka dapat dikatakan bahwa individu-indivdiu yang berbdeda, melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda. lebih lanjut winardi (19992:44) mengemukakan bahwa persepsi meliputi aktivitas menerima stimuli, mengorganisir stimuli tersebut, dan menterjemahkan atau menafsirkan stimuli yang terorganisir tersebut sedemikian rupa, sehingga ia dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.

dalam kenyataannya persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap sistuasi dan ukan suatu pendatatan yang benar dan objektif karena dilatrbelakangi oleh kepentingan yang berlainan sehubungan dengan hal itu maka persepsi itu sebetulnya suatu proses.

roucek (1987:22) persepsi merupakan proses menyadari adanya sesuatu hal dan memebrikan suatu tanggapan, ;azim disebut persepsi. kesadaran itu diperoleh berkat penggunaan panca indera. akan tetapi saran sensoris manusia saja tidak menjelaskan proses pemahaman. panca idera hanya merupakan alat fisik yang menerima kesan terhadap objek yang dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari.

mulyana(2000:171) persepsi terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia). persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. persepsi terhadap manusia sering dijumpai persepsi sosial, meskipun kadang-kadang manusia disebut juga objek. perbedaan kedua tersebut yaitu : 1. persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. orang lebih aktif daripada kebanyak objek dan lebih sulit diramalkan. 2. persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat lura, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya). kebanyakan oebjek tidak mempersepsi anda, ketika anda mempersepsi objek itu, akan tetapi orang mempersepsi anda pada saat anda mempersepsi mereka. dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif.

menurut mulyana(2000:75) persepsi sosial adalah sebgai berikut :”proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya. beberapa prinsip mengenai persepsi sosial sebgaimana dikemukan oleh mulyana(2000:75) sebagai berikut :
a. persepsi berdasarkan pengalam yaitu persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa
b. persepsi bersifat selektif. setiap manusia sering mendapat rangsangan indrawi sekaligus, untuk itu perlu selektif dari rangsangan yang penting. untuk ini atensi suatu rangsangan merupakan faktor utama menentukan selektivitas kita atas rangsangan tersebut.
c. persepsi bersifat dugaan. persepsi bersifat dugaan terjadi oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap. persepsi merupakan loncatan langung pada kesimpulan.
d. persepsi bersifat evaluatif. persepsi bersifat evaluatif maksudnya adalah kadangkala orang menafsirkan pesan sebgai usatu proses kebenaran, akan tetapi terkadang alat indera dan persepsi kita menipu kita, sehingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas yang sebenarnya. untuk itu dalam mencapai suatu tingkat kebenaran perlu evaluasi-evaluasi yang seksama
e. persepsi bersifat kontekstual. persepsi bersifat kontekstual merupakan pengaruh paling kuat dalam mempersepsi suatu objek. konteks yang melingkungi kita ketika melihat seseorang, sesuatu objek atau sesuau kejadia sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan prinsipnya yaitu : 1. kemiripin atau kedekatan dan kelengkapan 2. kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadia yang terdiri dari struktur dan latar belakangnya.

konsep-konsep persepsi yang dikemukankan itu memebrikan gambaran babtasan dan raung lingkup persepsi, mulai dari adanya stimuls, dan seterusnya. menurut rakhmat (1999:51-67) terdapat beberapa unsur dalam persepsi yaitu : perhatian, fungsional, struktural dan memori. perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnyamelemah. perhatian dibentuk oleh faktor eksternal atau faktor internal. faktor eksternal adalah stimuli diperhatikankarena mempunyai sifat-sifat yang menonjol antara lain : gerakan, internsitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. gerakan, seperti organisme yang lain manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. intensitas stimuli. kita akan memperhatikan stimuli yang lebihmenonjol dari stimuli yang lain. kebaruan )(novelty) adalah hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. perulangan adalah hal-hal yang disajikan berkali-berkali, bila disertai dengan sedikit variasi akan menarik perhatian. disini unsur familiarity (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsur novelty (yuang baru kita kenal). perulangan juga mengandung unsur sugesti : mempengaruhi bawah sadar kita. faktor internal meliputi faktor biologis (kebutuhan dasar manusia), faktor sosiopsikologis, dan motif sosiogenis (sikap, kebiasaan dan kemauan).

unsur fungsional menurut rakhmat (1999:55) berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebgai fakto-faktor personal. unsur struktural menurut rakhmat (1999:58) semata-mata dari sifat stimuli fisik, memori menurut schlessinger dan groves (dalam rakhmat, 1999:62) adalah sistem yang berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta-fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. mussen dan roxenzweig (dalam rakhmat, 1999:63) mengemukakan bahwa secara singkat memori melewati tiga proses yakni perekaman, penyimpanan, pemanggilan sebgai berikut :
1. perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkuit saraf internal
2. penyimpanan (storage), proses yang kedua adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana. penyimpanan bias aktif atau pasif. kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan kita mengisi informasi tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume yang asal) mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan.
3. pemanggilan (retrieval) dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang disimpan.

berkaitan dengan pemanggilan rakhmat (1999:64) mengemukakan ada empat cara proses pemanggilan, yaitu :
1, peringatan (recall), yaitu proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata) tanpa petunjuk yang jelas
2. pengenalan(recognition), yaitu kesuksesan untuk mengingat kembali sejumlah fakta, lebih mudah mengenalnya kembali
3. belajar lagi(relearning), yaitu menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori
4. redintegrasi(redintegration), yaitu merekonstruksi seluruh masa lalu

persepsi mengacu pada mekanisme yang menjadi alat kita menyadari dan memproses informasi tentang dunia luar. aristoteles dalam kuper dan kuper (2000:960) mengklasifikasikan panca indra menjadi lima keategori yaitu penghlihatan (vision), pendengaran (audition), penciuman (olfaction), perasa (gustation) dan perabaan. adalah biasa pada saat ini untuk membagi lebih jauh perabaan menajdi kategori yang terpisah yaitu, sakit, sentuha, kehangatan, dingin, dan sensasi organis. selain itua da dua indera yang biasanya tidak kita sadari, yaitu, kinestesis, indra tentang posisi tungkai kita dan indera verstibula yang memberikan informasi tentang gerakan dan posisi kepala.

kuper dan kuper (2000:961) nilai penting teoritis dari sensasi dan persepsi berasal dari sudut pandang empiris dalam filsafat yang berusaha menjaga pengetuhan diperantarai oleh panca indera. dalam konteks ini, keterbatasan sistem sensorik, ilusi, dan distorsi akibat pengalaman masa lalu biasa yang berkaitan dengan faktor-faktor motivasional memainkan suatu peran sangat penting, karena menentukan isi pikiran. keunggulan dari pandangan empiris adalah bertanggung jawab terhadap penekanan atas kajian terhadap sensasi dan persepsi selama sejarah awal psikologi eksperimental. sistem sensorik bisa bertindak secara mandiri atau bersama dengan indra yang lain.

dalam kasus psikologi gestalt, dalam konteks teori yang menekankan peran perhatian atau motivasi, si pengamat hanya memilih aspek –aspek tertneu dari lingkungan untuk memproses dengan kata lian, kita cenderung meilhat dan mendengar apa yang ingin kita lihat dan dengan dan secara aktif menolak informasi yang mempunyai potensi untuk memalukan atau tidak menyenangkan. fenomena persepsi sektif ini diilustrasikan melalui reaksi kepada stimuli kesakitan yang mungkin bisa diminimalisasi atau diabaikan jika dikatikan dengan peristiwa-peristiwa yang menyenangkan seperti kemenangan dalam perlombaan atletik, tapi bisa dilamporkan sebgai sangat menyakitakan dalam kondisi-kondisi yang menyenangkan. karena kajian tentang persepsi manusia sering bergantung pada laporan verbal dari seorang pengamat, sehingga tidak bisa dievaluasi secara langsung dan karena itu tunduk pada modifikasi melalui keadaan-keadaan motivasional.