Teknik Analisis Data (1)

kebenaran suatu hasil penelitian ilmu-ilmu sosial sangat ditentukan pula keterandalan alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukurnya tidak valid dan  reliabel, maka akan diperoleh data hasi penelitian yang bias atau diragukan kebenarannya. Mengingat pengumpulan data ini dilakukan melalui kuesioner, maka faktor kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan merupakan satu hal yang sangat penting. Untuk itu diperlukan dua macam test (uji), yaitu test validity (uji kesahihan) dan test realibility (uji keterandalan).

Test of Validity (Uji Kesahihan)
Singarimbun (1995:124) menyatakan bahwa “validitas merujuk pada sejauh mana suatu alat dapat mengukur apa yang ingin diukur”. Dengan kata lain, Nasution (1996:105) mengatakan bahwa “validitas membuktikan taraf kesesuaian antara yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan”. Sehingga, jika peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang digunakan tersebut harus mampu mengukur apa yang ingin diukurnya. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dikenakan test tersebut.

Selanjutnya uji validitas untuk jawaban kuesioner tingkat pengukuran Likert’s Summated Rating  dilakukan melalui teknik korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan total item pertanyaan tersebut. Karena data yang diperoleh adalah data yang bertaraf ordinal maka uji korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Rank-Spearman (Spearman’s-Rho).

Selanjutnya untuk menentukan validitas sebuah pertanyaan dilakukan uji t-student dengan taraf signifikansi 95% atau alpha = 0,05, thitung yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel, dengan derajat kebebasan (dk = n-2) (92 = 94-2). Ketentuan yang dipakai adalah :
1.    Jika t-hitung  > t-tabel maka pertanyaan tersebut adalah valid.
2.    Jika t-hitung  < t-tabel  maka pertanyaan tersebut adalah tidak valid.

Test of Reliability (Uji Keandalan)
Penerapan tes ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang dipergunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini akan menggunakan test belah dua. Teknik test belah dua dalam penelitian ini (Arikunto, 1996:171-173) menggunakan teknik test belah dua dari Spearman-Brown, menurut Singarimbun (1995:144) dalam tahapan selanjutnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
  1. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan. Dalam penelitian ini cara yang diambil adalah berdsarkan nomor ganjil-genap. Nomor ganjil sebagai belahan pertama dan nomor genap sebagai belahan kedua.
  2. Skor masing-masing item pada belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dau skor total untuk masing-masing responden, yaitu skor total belahan pertama dan skor total belahan kedua.
  3. Mengkorelasikan kedua skor tersebut dengan menggunakan teknik korelasi Rank-Spearman (Spearman’s Rho).
Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas alat pengumpul data (kuesioner) dilakukan uji t-student dengan taraf signifikansi 95% atau alpha = 0,05, thitung yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel, dengan derajat kebebasan (dk = n-2) (92 = 94-2). Ketentuan yang dipakai adalah :
  1. Jika t-hitung  > t-tabel maka pertanyaan tersebut adalah reliabel
  2. Jika t-hitung  < t-tabel  maka pertanyaan tersebut adalah tidak reliabel
Bagi pertanyaan yang tidak reliabel maka pertanyaan tersebut dibuang atau di ganti. Adapun pelaksanaan perhitungan korelasi rank-spearman ini, peneliti menggunakan komputer dengan bantuan program SPSS versi 10.