Landasan Teori : Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen adalah kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain agar orang tersebut termotivasi dengan menggunakan keahliannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Sampara (1999 : 2). Selanjutnya Dwight Waldo (1965) dalam Sampara (1999:2) mendefinisikan manajemen sebagai suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi.

Kemudian Kristiadi J,B (1997) dalam Sampara (1999:3) mengemukakan beberapa fase pemunculan manajemen dalam beberapa bentuk; (1) manajemen klasik (tradisional), (2) manajemen ilmiah (scientific), (3) menejemen dengan model hubungan manusia., dan (4) manajemen model sumber daya manusia.   Sumber daya  manusia di organisasi publik perlu dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara  kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi publik. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi publik sangatlah bergantung pada produktifitas tenaga kerja yang ada di organisasi tersebut.

Manusia dan pelaksanaan  adalah dua bidang yang memerlukan perhatian dalam organisasi public. Manajemen harus menciptakan  lingkungan harmonis sehingga kedua factor tersebut dapat saling melengkapi, tetapi seringkali malah terjadi pertentangan karena perbedaan mendasar antara keduanya. Manajemen harus memaksimalkan efektifitas individu sedangkan setiap saat perhatian individu dapat tersita oleh kepentingan pribadi. Keberhasilan memotivasi pegawai sangat bergantung pada pengaturan keseimbangan antara kepentingan organisasi dan pribadi.

Menciptakan strategi yang sesuai berarti menentukan bagaimana caranya agar setiap individu dalam organisasi membuat komitmen pribadi terhadap tujuan yang direncanakan. Hal ini memerlukan perhatian khusus terhadap berbagai factor yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Pertama, pemusatan perhatian masyarakat masa kini pada hak-hak perorangan telah memperkenalkan pertimbangan dan tuntutan baru yang membuat tugas mengelola dan memotivasi bawahan menjadi tugas yang lebih menantang.keinginan pegawai akan penuntasan dan kepuasan tidak lagi terpusat kepada pekerjaannya saja.

Tambahan lagi, tuntutan penggajian dan program kesejahteraan pegawai telah meningkatkan biaya tenaga kerja. Faktor-faktor ini menjadi semakin rumit dengan pengambil-alihan organisasi dan kegiatan merger yang kini banyak terjadi, sedangkan ekonomi pelayanan yang timbul membuat perbedaan antara pegawai kantor dan pegawai yang tidak bekerja di kantor menjadi semakin besar.