Konsep Titik Pertumbuhan (Growth Point Concept)

Cepat Mendatangkan Duit Berlimpah
Dapatkan Info Lengkapnya dBC Network.
Sangat cocok utk Semua Kalangan
-----------------------------------------------------------

Perkembangan modern teori titik pertumbuhan terutama berasal dari teori kutub pertumbuhan pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Perancis yaitu Perroux pada tahun 1950 dengan teorinya pole de croisanse atau pole de development. Pemikiran dasar dari konsep titik pertumbuhan ini adalah bahwa kegiatan ekonomi di dalam suatu daerah cenderung beraglomerasi di sekitar sejumlah kecil titik fokal (pusat). Di dalam suatu daerah arus polarisasi  akan bergravitasi ke arah titik-titik fokal ini, yang walaupun karena jarak arus tersebut akan berkurang.

Disekitar titik fokal ini dapat ditentukan garis perbatasan di mana kepadatan arus turun sampai suatu tingkat kritis minimum, pusat tersebut dapat dikatakan titik pertumbuhan sedangkan daerah di dalam garis perbatasan adalah daerah pengaruhnya. Menurut Richardson (1969), berdasarkan penafsiran ini distribusi ruang dari penduduk dapat dianggap sebagai hal yang diorganisir menjadi sistem pusat hierarkhi dan kaitan fungsional (lihat Sihotang, 2001:97).

Semakin kuat ciri-ciri nodal dari daerah-daerah yang bersangkutan semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan sosialnya. Dengan demikian rencana regional pun cenderung akan berhasil jika rencana itu secara efektif memperkuat ciri-ciri nodal alami yang sudah terbentuk di daerah itu. Titik-titik pertumbuhan alami mengkombinasikan ciri-ciri tempat sentral urutan tinggi dan potensial disebabkan oleh keuntungan aglomerasi yang tercipta di daerah tersebut.

Pusat-pusat penduduk yang besar mempunyai potensi pasar yang tinggi dan secara sosial dan kultural lebih menarik minat investor, dengan demikian titik pertumbuhan pun biasanya adalah pusat penduduk substansial atau yang mempunyai potensi pertumbuhan penduduk yang cepat. Analisis titik pertumbuhan mengandung hipotesis bahwa pendapatan di daerah pertumbuhan sebagai keseluruhan akan mencapai maksimum bila pembangunan dikonsentrasikan  pada titik-titik pertumbuhan daripada pembangunan dipencar-pencar secara tipis pada di seluruh wilayah.

Dengan demikian interaksi antara masing-masing titik pertumbuhan dengan daerah pengaruhnya adalah merupakan unsur penting dalam teori interaksi ini. Interaksi ini mempunyai beberapa aspek :
  1. interaksi ini menimbulkan ketidakseimbangan struktural di daerah bersangkutan secara keseluruhan, jika suatu titik pertumbuhan digandengkan dengan pembangunan suatu kompleks industri baru, maka industri tersebut ditempatkan di sekitar titik pertumbuhan itu. Walaupun daerah-daerah penyuplai akan ikut terdorong dan berkembang, tetapi perbedaan yang besar dalam kemakmuran antara titik pertumbuhan dengan daerah yang mengitarinya akan tetap terdapat;
  2. teori titik pertumbuhan secara implisit bersumber pada konsep basis ekspor tetapi dengan memberinya  dimensi ruang, karena industri-industri inti atau key industries  berlokasi pada titik pertumbuhan sedangkan industri penyuplai tenaga kerja, bahan mentah dan pelayanan-pelayanan dependen dapat terpencar di daerah pengaruhnya;
  3. fungsi tempat sentral dari titik pertumbuhan dengan asumsi bahwa tempat tersebut adalah pusat penduduk substansial dapat memperjelas hubungan antara titik pertumbuhan dengan daerah pengaruhnya, tersedianya pelayanan sentral adalah salah satu keuntungan aglomemerasi yang penting dari titik pertumbuhan.