Landasan Teori : Pemilihan Kepala Daerah sebagai Rekrutmen Politik


Bisnis Untuk Anak Muda

Dapatkan uang saku jutaan / bln
Jadilah Anak Muda yang Kaya
-------------------------------------------------------------

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam konteks teoritis demokrasi lokal berkaitan erat dengan desentralisasi kekuasaan. Sedangkan desentralisasi kekuasaan pada dasarnya diwujudkan dengan adanya otonomi pada tingkat lokal untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Salah satu yang terpenting dalam demokrasi lokal adalah rekrutmen politik yang menjamin kelangsungan demokrasi di daerah. Lay (1997) menjelaskan bahwa pola-pola rekrutmen elit politik merupakan indikator yang penting untuk melihat pembangunan dan perubahan  dalam sebuah masyarakat politik. Pola-pola rekruitmen politik tersebut merefleksikan dan sekaligus mempengaruhi masyarakat. Lebih lanjut Lay (1997) mengatakan bahwa lewat pemahaman terhadap pola-pola rekruitmen elit politik, dapat diungkapkan sistem nilai, derajat dan tipe keterwakilan politik, struktur dan perubahan peran-peran politik, serta basis dan stratifikasi sosial dalam sebuah masyarakat.

Afan Gaffar (2003) menjelaskan bahwa “rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan politik dalam sebuah negara, agar sistem politik dapat memfungsikan dirinya dengan sebaik-baiknya guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat”. Dengan demikian, proses pemilihan kepala daerah adalah sebuah rekruitmen politik yang tidak dapat dipisahkan dari sistem sebuah negara yang menjamin kelangsungan pemerintahan di daerah. Lebih Lanjut,  Wirosardjono dalam Fadillah Putra (2003) menyebut dua pola rekrutmen, yaitu pola terbuka dan tertutup. Pola terbuka dilakukan anggota masyarakat secara kompetitif dan pola tertutup dilakukan elite politik yang berkuasa sendiri.

Rekrutmen Terbuka, yang mana syarat serta prosedur untuk menampilkan seorang tokoh dapat diketahui secara luas. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai alat bagi elit yang berkualitas untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Elit ini tidak harus datang dari kalangan partai sendiri. Cara ini memberikan kesempatan bagi rakyat untuk melihat dan menilai kemampuan elit politiknya. Dengan demikian cara ini sangat kompetitif. Jika dihubungkan dengan paham demokrasi, maka cara ini juga berfungsi sebagai sarana rakyat mengontrol legitimasi politik para elit. Adapun manfaat yang diharapkan dari rekrutmen terbuka adalah : a. mekanismenya demokratis; b. tingkat kompetisi politiknya sangat tinggi dan masyarakat akan mampu memilih pemimpin yang benar-benar mereka kehendaki; c. tingkat akuntabilitas pimpinan tinggi; dan d. melahirkan sejumlah pemimpin yang demokratis dan  mempunyai integritas yang tinggi.

Rekrutmen tertutup, berlawanan dengan cara rekrutmen terbuka. Dalam rekrutmen tertutup, syarat dan prosedur pencalonan tidak dapat secara bebas diketahui umum. Partai berkedudukan sebagai promotor elit yang berasal dari dalam tubuh partai itu sendiri. Cara ini menutup kemungkinan bagi anggota masyarakat untuk melihat dan menilai kemampuan elit yang ditampilkan. Dengan demikian cara ini kurang kompetitif. Hal ini menyebabkan demokrasi